Kasus 1


Ceritanya malam ini saya baru saja melunasi sewa tahunan rumah kontrakan sekaligus kantor saya. Begitu sampai tempat, ibu yang punya rumah belum pulang kerja. Saya ngobrol lah sama mamahnya sembari menunggu dia pulang. Begitu si ibu kontrakan pulang, saya sapa “Kirain tadi udah pulang bu” lalu dijawab “iya namanya juga kerja, makanya kalo cari istri jangan pegawai bank”. *hayo lho* (ini percakapan asli)

Dari situ muncul pertanyaan, kalau si ibu kerja dari pagi, lantas siapa yang mengurusi anak?

Kasus 2


Ketika saya dalam perjalanan pulang dari menjenguk teman sakit dirumah sakit, saya memacu lambat sepeda motor saya. Di pinggir jalan saya melihat puluhan bapak-bapak sedang menunggu istrinya pulang kerja. Saya tengok jam tangan ternyata sudah pukul  22.00 WIB. Jam 10 malam Bro!

Kalau sampai malam masih kerja, lantas siapa yang mengurusi anak?

Kasus 3


Saya mampir di warung pinggir jalan untuk menikmati salah satu makanan favorit saya, pecel lele. Disitu saya melihat penjualnya adalah sepasang suami istri. Si suami goreng ikan, dan istrinya setia menemani sambil “leyeh-leyeh” di emperan toko. Saya berpikir, kalau rata-rata tukang pecel lele mulai dagang jam 5 sore, artinya siapa juga yang mengurusi anak?


Nah…. Dari 3 contoh kasus diatas, dan saya yakin masih banyak lagi kasus lainnya diluaran sana, timbullah satu kesimpulan dalam benak saya :


Mendidik dan mengurusi anak adalah tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Namun apabila salah satunya atau bahkan keduanya tidak ada saat prime time, alias family time, alias waktu yang paling tepat untuk berkumpul bersama (Sekitar jam 6-9 malam) lantas  tanggung jawab mengurus anak diserahkan pada siapa?


Memang bahasan ini terlalu jauh, wong saya boro-boro mau punya anak, istri aja belum. (Kalo calon? *tebak aja sendiri hehe*).. tapi yang saya maksud disini adalah mari sama-sama kita antisipasi dari sekarang sebelum masa nya benar-benar tiba.




Saya tidak menyalahkan mereka yang kerja, tapi coba dipikirkan.. porsi bersama keluarga bisa berkurang, dan Anda tidak leluasa mengatur waktu santai bareng keluarga. Makanya mumpung belum berkeluarga, hayuk bangun karir, bangun bisnis dari sekarang! Sehingga pas tiba waktunya, kita sudah siap, tinggal petik buah dari kerja keras kita sekarang..

Saya rela pulang larut malam tiap hari saat ini, asal nantinya bebas atur waktu mau pulang kapan aja, bahkan ga ngantor pun ga perlu khawatir dipecat.

Saya rela sekarang kurang tidur ngurus bisnis, asal nantinya leluasa mau tidur, makan, santai, atau ngapain aja tanpa mikirin jam kerja.

Saya ikhlas jatuh bangun atau bahkan gagal dalam bisnis sekarang, karena saya tau jatuh bangun itu proses, dan prosesnya sudah saya jalani, bukan nanti apalagi besok-besok.

Bersama tulisan ini saya mengajak Anda semua membangun diri, mewujudkan impian dan menyelamatkan masa depan indah Anda. Jangan sampai keindahan masa depan sebatas khayalan hanya karena Anda malas mengusahakannya!


Saya pun nanti kalau punya istri yang pengangguran aja gapapah, tapi ngurus rumah tangga bener-bener. Kalaupun mau punya penghasilan nanti usaha dari rumah aja. Nanti biar saya buatin kantor dirumah. Malah sekalian saya nya juga ngantor dari rumah. Bebas aja, kita kan BOS-nya….! Hehe





Semoga menginspirasi

Rizki Kurniawan








NB : Nanti kapan-kapan saya kemukakan alasan kenapa mulai bisnis saat muda lebih mudah ketimbang sudah kerja dan sudah berkeluarga.

0 komentar:

Posting Komentar