Pernah dengar istilah “Kacang lupa Kulitnya”?
Kali ini saya mau bahas tentang istilah itu…
Saya khawatir bisa jadi kita selama ini masuk kedalam
kategori tersebut secara tidak sadar…
Sebelum masuk ke topik utama, saya berikan sebuah ilustrasi
kasus.. begini :
Jika seandainya Anda dibayar sebulan Rp 10.000.000 tanpa
harus kerja, cukup Anda melapor ke orang tersebut sehari 5 kali, lapornya hanya
via sms, melaporkan bahwa Anda baik-baik saja.. kira-kira apakah Anda bersedia?
Anda bebas melakukan apapun tanpa dibatasi hanya diminta sms 5 kali sehari pada
jam tertentu untuk memastikan bahwa Anda baik-baik saja..
saya rasa hampir semua orang menyanggupi dan melakukannya
dengan senang hati. Benar ya? Malah barangkali bisa dibilang bodoh jika Anda
menolak peluang ini.. ya?
Oke baiklah.. sekarang coba hitung nikmat dan rejeki yang
Allah berikan pada Anda selama 1 menit! Berapa banyaknya jika 1 jam? Berapa nilainya
jika 1 hari? Dan berapa keseluruhannya jika 1 bulan?
Saya yakin, nilai kenikmatan yang Anda dapatkan akan jauh
dari angka yang saya sebutkan diatas sebagai contoh.. bahkan ada beberapa
nikmat yang tidak bisa dinilai dengan uang, seperti nikmat sehat, kebahagiaan,
keluarga yg rukun dll.. bayangkan jika satu saja nikmat itu dicabut.. apa yang
akan kita rasakan? Begitu sulitnya hidup ini…
Misal.. anda terbiasa melihat tiba-tiba pengelihatan Anda
diambil Allah? Bagaimana? Sanggupkah?
Dari nikmat yang tak ternilai itu, kita hanya diminta
melapor 5 kali dalam sehari melalui shalat.. ya, anggaplah shalat ini sebagai
cara kita menyampaikan bagaimana kondisi kita saat ini. Bukan Allah yang butuh
laporan kita, tapi kita yang perlu melapor pada Allah, apapun kondisinya…
Kalau sudah diberi nikmat yang begitu banyak, rugikah kita
jika melapor tepat waktu sebagai bentuk rasa syukur kita atas nikmat yang telah
diberikan? Cek shalatnya masing-masing.. sepanjang-panjangnya shalat,
sepertinya shalat kita masih ada di kisaran angka 5 menit, coba periksa! Hanya diminta
meluangkan 5 menit ketika waktunya tiba saja, nyatanya terkadang kita merasa
berat sekali…
Ada yang alasannya kekenyangan, hujan, motor baru dicuci
jadi takut kotor lagi, tanggung masih ada kerjaan dll..
Kalau dipikir-pikir…
Yang buat kita bisa makan itu ya rezeki dari Allah,
pantaskah kita mengatakan kekenyangan saat waktunya menghadap? Atau harus
diberi kelaparan agar kita lekas menghadap tanpa alasan kekenyangan?
Yang memberi Anda motor bagus itu ya atas izin Allah, lalu
kenapa saat diminta menghadap Allah sebentar saja susah? Perlu diambil lagi tuh
kendaraan yang bagus-bagus supaya ga jadi alasan nunda-nunda lagi?
Yang membuat Anda bisa mengerjakan aktivitas dan memiliki
pekerjaan itu ya kuasa Allah, lantas kenapa sebentar saja kita berhentikan
untuk berjumpa dengan Allah terasa tanggung? Apa perlu dibuat pengangguran
supaya kita punya banyak waktu luang dan tak ada istilah tanggung menyelesaikan
pekerjaan…
Saat musim hujan, gerimis dikit dijadikan alasan tidak ke
masjid.. saat musim kemarau, cuaca panas juga dijadikan alasan tidak ke masjid.
Jadi maunya apa ya?
Kembali ke ilustrasi awal…
Jika seandainya Anda ada diposisi orang yang memberikan uang
10 juta tadi, bagaimana perasaan Anda jika orang yang Anda berikan uang 10 juta
Cuma-Cuma tadi tidak menjalankan kesepakatan yang telah dibuat? Padahal sebegitu
mudahnya syarat yang Anda minta.. kecewakah Anda?
Nah… kalau kita saja merasa kecewa, apalagi Allah yang telah
menyediakan bumi dan seisinya yang begitu luas ini untuk kita?
Yuk… mulai sekarang kita biasakan diri kita untuk tepat
waktu memenuhi panggilan Allah sebagai bentuk rasa syukur kita atas nikmat yang
diberikan.. jika masih sulit, paksakan..!! jangan sampai kita menjadi “Hamba
lupa Tuhannya!”
Semoga menginspirasi
Rizki Kurniawan
0 komentar:
Posting Komentar