Ada sebuah cerita. Seorang pemuda yang tengah memulai bisnis. Karena ketekunan dan kerja kerasnya, Alhamdulillah bisnis itu mulai membuahkan hasil. Mulai terlihat ada perbedaan dalam penampilannya, mulai terlihat berbeda cara bicaranya, karena rekan bisnisnya yang rata-rata berada di kelas atas. Dan yang paling penting, terjadi pertambahan yang luar biasa dalam rekeningnya. Tabungannya mulai menunjukkan angka yang besar, apalagi jika melihat usianya yang masih muda.

Pemuda itu memiliki banyak teman, ia pandai bergaul dan juga loyal terhadap temannya. Setiap hari ia mengajak beberapa orang temannya untuk mampir ke tempat tinggalnya, walaupun hanya sekedar menikmati sarapan pagi selepas kuliah. Ia terlihat sangat bahagia ketika bisa mengajak teman-temannya ikut menikmati hasil usahanya. tujuannya mungkin sederhana, ia ingin teman-temannya terinspirasi dan terpacu untuk berwirausaha.

Namun, beberapa bulan yang lalu ia mengalami sebuah “kecelakaan bisnis”. Akibat perbuatan rekan yang tidak bertanggung jawab, uangnya dibawa kabur. Seluruh uang tabungannya, bahkan karena kerugian itu ia harus berhutang pada 10 orang temannya.

Kini rutinitas sedikit berubah. Badannya pun mulai terlihat kurus karena ia sendiri jarang makan. Pikirannya dikuras habis, memikirkan bagaimana caranya ia membayar hutang-hutangnya. Alhamdulillah, sudah separuh lebih hutangnya berhasil ia lunasi pada 2 minggu awal. Tinggal bagaimana ia memikirkan sisanya.


Yang saya kagumi dari sosok pemuda itu adalah, pikirannya tetap tajam, memikirkan bagaimana caranya agar segera bangkit. Bahkan ia menganggap ini adalah ujian untuk menaikkan level bisnisnya. Ia bercerita pada saya bahwa salah satu prinsip kehidupan yang ia junjung tinggi adalah : “ibarat bola bekel, untuk mencapai puncak lompatan tertinggi ia harus dipantulkan jauh kedasar, semakin dalam jatuh maka akan semakin tinggi puncaknya”. 

1 komentar: