Nulis lagi ya?
Kenapa sih kudu nulis?
Emang kalo ga nulis kenapa?
Emang kalo nulis siapa yang baca?
Terus kalo dibaca, apa ngaruhnya buat hidup orang?
Yah.. mungkin itu beberapa pertanyaan
yang terkadang menghalangi saya untuk nulis, dan bisa jadi Anda pun demikian..
bagi yang belum pernah membuat tulisan dan mempublikasikan tulisannya, saya
coba jabarkan apa yang ada dalam pemikiran saya. Semoga melalui tulisan ini
segera bermunculan penulis-penulis baru yang siap menginspirasi dunia.
Jika hidup ini diibaratkan sebuah
perjalanan, tentulah ada jejak-jejak yang ditimbulkan dari langkah kaki pertama
kita hingga saat ini. Dalam tiap langkah terdapat kejadian yang berbeda lengkap
dengan makna yang berbeda pula. Dari jutaan langkah yang terbentuk tentulah ada
beberapa langkah yang merupakan momen-momen berharga dan penuh makna. Bahkan bisa
jadi, hal itu perlu diketahui orang lain. Entah dengan tujuan supaya orang lain
mengikuti jejak Anda, ataupun memperingatkan orang lain supaya tidak melalui
jalan Anda.
Banyak cara yang bisa dilakukan
seseorang untuk menceritakan kisah berharganya. Melalui seminar-seminar seperti
yang sering dilakukan para motivator, membuat buku dan tulisan supaya bisa
dibaca oleh semua orang, mengabadikan dalam bentuk karya (foto, lukisan, lagu,
bangunan dll), bahkan saya yakin Anda pernah mendengarkan curcol para orang tua
tentang masa mudanya. Ya kan?
Nah.. Diantara banyak cara diatas,
berapa cara yang sudah Anda gunakan untuk mengabadikan kisah hidup Anda?
Lalu, Kenapa perlu diabadikan?
Begini, Rasulullah SAW telah bersabda
: Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara,
sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang berdoa
kepadanya.'' (HR Muslim). Itu salah satu yang menjadi dasar kenapa kita perlu
mengabadikan kisah hidup kita.
Kisah hidup yang bermakna tentu
didalamnya mengandung ilmu dan pelajaran bermakna, jika seseorang menjadi lebih
baik setelah mempelajari kisah hidup kita, in sya Allah ilmu kita termasuk ilmu
yang bermanfaat. Ketika seseorang mengamalkan, in sya Allah kita pun ikut
mendapatkan pahalanya.
Menulis buku dan membuat tulisan di
blog menjadi salah satu media yang tepat untuk mengabadikan kisah hidup kita. Karena
hingga kita tiada pun tulisan kita tetap bisa dibaca dan dipelajari orang lain.
Selama tulisan kita masih bermanfaat, mudah-mudahan itu menjadi ladang pahala
yang bisa menyelamatkan kita di akhirat kelak. Jadi jelas, menulis tak hanya
sekedar “ngeksis”, tapi ada tujuan yang jauh lebih penting yang akan kita raih.
Tulisan bisa membawa kita ke surga, tapi bisa juga menjerumuskan kita ke neraka.
Yapp..!! benar… Jika yang ditulis
adalah hal yang bermanfaat insyaallah tulisan bisa membantu kita ke surganya
Allah, tapi jika yang kita tulis hal-hal yang tidak baik apalagi yang membawa
kesesatan, itulah tulisan yang bisa menjerumuskan kita ke neraka. Oleh karena
itu, tulisan pun bisa berujung surga atau neraka. Semoga kita bisa lebih cermat
dalam menulis ya… (:
Untuk membuat tulisan, mulailah dari
hal yang sederhana. Saya pun mulai dari hal-hal yang terlintas dalam pikiran
saya dan bisa dijabarkan dalam bentuk kata-kata. Terkadang, ide muncul tak
terduga, jadi kapanpun ide muncul, ada baiknya amankan ide itu sebelum menguap
sia-sia karena tidak dimanfaatkan dengan baik. Bahkan sangking sayangnya sama
ide yang lewat, saya sering rela minggir dulu dan nulis walaupun sedang dalam
perjalanan jauh. Hehe
Jika Anda perhatikan, selama ini tema
tulisan saya random, kadang tentang kuliah, kadang bisnis, kadang mengarah ke
pernikahan, Benar ya?
Memang demikian, sayapun mengakui…
karena hingga saat ini saya masih mencari pola tulisan seperti apa yang lebih
saya kuasai dan lebih banyak diminati para pembaca. Setelah beberapa hari aktif
posting tulisan di blog, nampaknya saya mulai paham tulisan mana yang paling
banyak diminati para pembaca. Ini buktinya…
![]() |
| Dibagikan 3 kali di Facebook |
![]() |
| Dibaca 116 kali, jauh diatas tulisan lain. |
![]() |
| Dibagikan 4 kali di Google+ |
Saya heran, tulisan saya tentang
bisnis dan kuliah masih kalah laris dengan tulisan yang ada judul “calon” nya..
apa tulisan saya harus dikasih judul “calon” semua nih seperti tulisan ini? atau
memang sekarang yang lagi baca ini jomblo-jomblo yang lagi persiapan menikah? Hehe
Siapapun Anda, yuk semangat menulis!!!
(:
Semoga menginspirasi
Rizki Kurniawan



0 komentar:
Posting Komentar