Kembali berkisah tentang
kebersamaan bersama keluarga. Saya pernah mengambil inisiatif untuk mengajak
keluarga saya dan keluarga pakde saya untuk mengunjungi saudara yang ada di
luar kota. Saat itu saya mengusulkan untuk menyewa mobil dan saya yang akan
mengendarai mobilnya.
Dalam benak saya, tentulah ini
momen yang langka bisa mengajak keluarga untuk jalan-jalan, mengingat kesibukan
saya dan kesibukan orang tua saya sendiri. Jadi yang terbayang adalah
perjalanan yang menyenangkan dan penuh makna.
Akan tetapi, apa yang saya
bayangkan di awal ternyata tidak sesuai dengan kenyataan.
Ada yang minta kaca jendela mobil
dibuka, barang bawaan seperti mau pindahan, yang ngotot mau merokok di mobil,
yang minta nyeduh kopi dari termos yang dibawa. Duh, pokoknya “ndeso” banget
dah.. hehe
Beberapa kali juga saya
terpancing emosi karena bude begitu cerewet sepanjang perjalanan. Duh, rasanya
juengkel, kuesel, udah di ubun2 lah pokoknya emosinya. Ya silahkan anda
bayangkan, waktu perjalanan molor karena terlalu banyak persiapan, lalu baru
jalan sebentar sudah minta berenti istirahat “ngopi dulu”, kalau ngebut protes,
lambat pun protes.. Zzzz menyebalkan sekaleeee ….. saya bukan bermaksud
menjelek2an keluarga saya, tapi saya menggambarkan kondisi yang saya alami
waktu itu, ketika harus konsentrasi dibalik setir, tapi juga harus meladeni kondisi
yang tidak nyaman tersebut.
Dalam perjalanan saya sempat
berpikir apa sebenarnya tujuan dari perjalanan ini. Astaghfirullah…. Ternyata saya
telah salah memaknai tujuan dari perjalanan ini. Saya sendiri lah yang membuat
perjalanan ini begitu menyiksa dan tidak bisa saya nikmati. Saya sendiri lah
yang membunuh harapan saya untuk bercengkrama bersama keluarga. Untuk apa kita
tiba di tempat tujuan tapi sepanjang perjalanan hanya terasa hampa dan semua
tersiksa?
Akhirnya saya menyadari, saya
terlalu fokus pada tujuan hingga saya melupakan indahnya proses. Yang mahal
dari perjalanan ini bukan hanya ketika sampai di tempat tujuan, tapi justru di
sepanjang perjalanan inilah kesempatan saya melayani keluarga sebaik mungkin. Justru
sepanjang perjalanan inilah waktunya saya membuktikan bahwa ini momen berharga.
Dan sepanjang perjalanan inilah tempatnya berbagi kebahagiaan
sebanyak-banyaknya.
Setelah saya ubah pemikiran saya
tentang perjalanan, saya bisa lebih menerima keadaan dan perlahan tapi pasti
suasana mulai berubah ke arah yang lebih cair dan menyenangkan. Ternyata jika
kita ingin mengubah keadaan, dimulai dari mengubah cara pandang kita terhadap
hal itu.
Sahabat, seringkali kita terlalu
fokus dengan hasil sehingga kita mengabaikan proses yang mengiringi, padahal
justru yang lebih berkesan itu adalah prosesnya. Hasil hanyalah efek dari
proses yang telah kita lakukan. Bukan berarti hasil tidak penting, tapi kita
perlu menyeimbangkan antara proses dan hasil. Jangan sampai kita mendapatkan
hasil yang kita inginkan tapi tanpa menikmati prosesnya dan mengambil pelajaran
dari prosesnya.
Jika kita sekarang sedang
berproses untuk menjadi yang lebih baik, nikmatilah apapun yang terjadi, karena
disitulah terkandung makna yang menjadikan anda berbeda dengan orang lain. Tangis
tawa duka maupun bahagia itulah yang mewarnai indahnya proses yang tengah
dijalani.
Sekali lagi, nikmati prosesnya
dan petik hasilnya. Sukses selalu untuk kita semua.
Rizki Kurniawan
0 komentar:
Posting Komentar